Sunday, December 17, 2006

KEMENANGAN IRWANDI – NAZAR BUKAN KEMANANGAN GAM

Pilkada aceh telah berlangsung, dari penghitungan sementara , pasangan Irwandi-nazar memperoleh dukungan yang paling dominan,Sehingga hampir di pastikan pasangan inilah yang akan memimpin Aceh kedepan , menentukan masa depan aceh yang carut marut kibat perang dan bencana alam super dahsyat , Tsunami 26 Desember 2004.

Banyak kalangan tercengan dengan hasil ini, seolah tidak percaya akan hasil yang tak pernah di prediksi sebelumnya, baik oleh pakar-pakar politik maupun LSM-LSM ataupun lembaga surfey independent.mengingat Irwandi-nazar berangkat dari sebuah proses yang bisa dibilang berliku-liku , Irwandi – nazar maju lewat jalur independent, walau sebelumnya di dukung GAM versi sopyan dawood, namun kemudian sopyan dawood akhirnya menarik dukungan terhadap kedua pasangan ini mengikuti langkah pimpinan GAM swedia hasan tiro yang jauh sebelumnya sudah menyatakan tidak “merestui” kedua pasangan ini, dan lebih condong kepada pasangan H2O yaitu pasangan Humam Hamid & Hasbi Abdullah. Walau akhirnya belakangan GAM menyatakan tidak mendukung satupun calon dari semua kandidat yang mengikuti pilkada aceh itu.

Pernyataan panglima TNI jendral Djoko Suyanto bahwa kemenangan Irwandi – Nazar bukan kemenangan GAM memang benar adanya, toh dari asal pemilih pasangan itu baik dari GAM maupun non GAm tetap bahwa pasangan itu bukan lah wakil dari GAM , walau background dari mereka sangat melekat akan nuansa GAM , karena sebelum pertarungan berlangsung hasan tiro cs sudah berpesan untuk memberikan kebebasan anggota GAM untuk memilih, dan menegaskan GAM tidak berada dalam satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang ada. Hal ini lebih di pertegas lagi setelah hasil perhitungan sementara Irwandi-nazar unggul dengan surat resmi dari hasan tiro bahwa irwandi-nazar bukanlah wakil GAM. Dalam sebuah realese dari sebuah situs yang bernuansa GAM http://www.dataphone.se/~ahmad/, menyatakan bahwa Irwandi – Nazar dan kelompok independenya telah masuk perangkap, masih menurut situs itu,bahwa Irwandi-nazar nantinya akan berhadapan dengan partai-partai politik di parlemen dan GAM di masyarakat.

Dari perhitungan diatas, Agaknya kita tidak harus terlalu pesimistis terhadap kemenangan kedua pasangan itu dalam memimpin aceh, karena sesungguhnya pertarungan baru akan dimulai setelah aceh memilih pemimpinnya sendiri, apakah aceh akan lebih baik di tangan irwandi – nazar?? Pasangan idaman dari rakyat aceh, ataukah lebih buruk dari pasangan pilihan Jakarta yang selama ini dianggap sebagai new colonial oleh sebagian rakyat aceh?? Kita tunggu,

Semoga rakyat aceh lebih berfikir untuk maju dan bersama-sama membangun aceh tetap dalam bingkai NKRI , tidakkah cukup dengan otsus aceh membangun?, hilangkanlah rasa dendam dan kepentingan politik semu yang mengharapkan lepas dari pangkuan pertiwi, karena sudah sangat jelas bahwa aceh adalah bagian dari Indonesia yang tidak bisa terpisahkan, karena sejarah aceh adalah sejarah Indonesia, ibarat sebuah keluarga aceh adalah ayah Negara ini sedangkan Jakarta adalah ibu dari NKRI ,

Kalo kembali mengingat akan sejarah berdirinya NKRI aceh adalah unjung tombak itu mulai dari dari sultan iskandar muda sampai pada saat Sejumlah tokoh dan pejuang Aceh berkumpul di rumah Teuku Abdullah Jeunib di Banda Aceh. Anggota Volksraad (DPR buatan Belanda di Jakarta yang menjadi Residen Aceh), Teuku Nyak Arief hadir dalam pertemuan. Politisi muda menyampaikan pemikiran, agar rakyat Aceh, tokoh, dan pejuang di Aceh mendukung Soekarno-Hatta.
(23 Agustus 1945)Sebanyak 56 tokoh hadir dalam pertemuan lanjutan di Shu Chokan (Kantor Residen Aceh, kini kantor Gubernur Aceh. Tengku Muhammad Daud Beureueh tidak hadir. Nyak Arief mengambil Alquran dan berdiri. ”Demi Allah, Wallah, Billah, saya akan setia untuk membela kemerdekaan Republik Indonesia sampai titik darah saya yang terakhir”. Teuku Polem Muhammad Ali mengikuti, hingga seluruh peserta pertemuan melakukan sumpah senada. Mantan Kepala Polisi di Aceh, Husein Naim dan Muhammad Amin Bugeh mengibarkan bendera Merah Putih. Nyak Arief diangkat sebagai Gubernur Aceh beberapa hari kemudian. Sampai pengumpulan dana dari rakyat Aceh untuk membiayai pemerintah RI. Tempo dua bulan, terkumpul 500.000 dolar AS. Sebanyak 250.000 dolar AS disalurkan kepada angkatan perang RI, 50.000 dolar AS untuk perkantoran RI, 100.000 dolar AS untuk pengembalian pemerintah RI dari Yogyakarta ke Jakarta, dan 1000 dolar AS diserahkan kepada pemerintah pusat melalui AA Maramis.
Kemudian rakyat Aceh mengumpulkan 5 kg emas untuk membeli obligasi pemerintah untuk membiayai perwakilan Indonesia di Singapura, pendirian Kedutaan Besar RI di India dan pembelian dua pesawat terbang untuk transportasi pejabat RI. Ini sudah sangat kuat menjadikan alas an bahwa tidak ada pembenaran akan munculnya ide aceh merdeka

Berdirinya GAM hanya sebagai rasa kekecewaan politik belaka, karena orang-orang pencetus cikal bakal GAM adalah orang-orang yang sangat loyal terhadap NKRI seperti tengku daud beurueh maupun saprudin prawiranegara, namun karena “kekecewaan” pribadi mereka terbuai dalam suatu asa semu untuk kemerdekaan aceh.

Maju terus aceh, maju bersama Indonesia, tetap dalam bingkai NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

MERDEKA!!!!!!!!

baladika@telkom.net

No comments: