Friday, December 1, 2006

ROKOK dan KORUPSI di kalangan politikus kita

Beberapa hari lalu saya mendapat kiriman artikel menarik dari seseorang yang peduli terhadap kesehatan saya, dari judulnya saya merasa tersinggung, “ROKOK” judul sederhana itu membuat saya tersindir , karena sampai saat ini saya masih bestatus sebagai perokok aktif, lebih tersinggung lagi karena yang memberi artikel adalah seorang yang selama ini memprotes keras karena dekatnya saya dengan lintingan tembakau itu.

Saya jadi ingat..kalo beberapa ploitikus senior di Indonesia sangat gemar dengan rokok, diantaranya saya bisa sebutkan, .Soeharto, Yusril Ihza Mahendra, sampai politikus gaek yang masih aktif berpolitik Soetardjo Suryo Guritno . Saya juga heran kenapa rokok masih di gemari? Padahal jelas jelas sangat berbahaya, tercatat jutaan orang meninggal setiap tahunnya akibat dampak dari merokok, dan kematian akibatnya mengungguli kematian akibat penyebaran Virus HIV / AIDS. Keakuratan data datang dari badan yang sangat dipercaya, yaitu WHO badan kesehatan yang bernaung di bawah PBB. Kenapa kegemaran yang menyebabkan kematian itu masih saya gemari?

Kawannya teman saya bilang rokok bagaikan penyakit korupsi, dia sebangsa dengan ganja, morfin dan sejenis narkoba lain, membuat otak kita merasa ketergantunmgan akan itu, realita korupsi dikalangan politikus juga sedikit sama dengan kaitan rokok dan politikus, Bedanya saya tak bisa sebutkan siapa-siap saja politikus yang setia dengan korupsi,sedang yang setia dengan rokok sudah saya jabarkan beberapa nama populer diatas, Korupsi menjadi kegemaran di kalangan politikus Indonesia, karena semakin merasakan nikmatnya korupsi, otaknya akan merasa terdoktrin bahwa korupsi adalah bagian dari politik, dan politik sulit dipisahkan dari korupsi,alias kewajiban!!!

Seperti halnya saya , saya telah menyadari bahaya rokok, dan saya tidak ingin rokok merenggut banyak nyawa saudara-saudara saya, tapi saya munafik!!! Saya masih merokok , sulit saya hilangkan kegemaran merokok ini, karena merokok enak dan menyenangkan itu komentar saya…

Koruptor juga pasti sadar korupsi itu merugikan Negara, dia berkoar-koar untuk memberantas korupsi!! Tapi munafik!!!seperti saya, mereka tetep eksis berkorupsi ria, sedang saya masih setia dengan rokok yang saya anggap berbahaya ,Yang lagi trend mungkin korupsi berjama’ah sehingga kerugian dan kepatalan di tanggung bersama sehingga tampak ringan ,Ibarat rokok,sekarang pabrik rokok berlomba-lomba mengurangi kadar nikotin dengan jenis mild, menyamarkan bahaya rokok sehingga terlihat peduli akan kesehatan tapi tetep menipu!!saya sadar akan hal itu?? Kenapa saya tetap merokok? jawaban saya dengan koruptor itu tentu sama ,merokok itu kebutuhan tentu jawaban koruptor juga korupsi adalah kebutuhan dan keharusan….

Kecanduan korupsi bagaikan kecanduan merokok, kegemaran itu bisa hilang hanya karena kesadaran dari diri kita sendiri, kalo tidak ada kesadaran itu , bisa tiru cara jitu seseorang yang peduli terhadap kesehatan saya, dengan cara mengirimkan artikel-artikel tentang bahaya rokok , karena memang ampuh, saya merasa tersindir dan tersinggung, tapi apakah para pejabat kita akan merasa tersinggung jika dikirimi artikel semacam anti korupsi atau bahaya korupsi?? Sepengetahuan kita mereka cuman masa bodoh dengan perhatian orang lain, selama belum tersentuh hukum bisa jalan terus, toh juga hukum bisa jalan seirama dengan korupsi, sehingga vonis dapat dibeli dengan beberapa lembar rupiah saja!!!
Tak kalah dengan data WHO tentang bahaya rokok, lembaga independent dunia anti korupsi lebih spesifik menunjuk Negara koruptor yang mengakibatkan jutaan kemiskinan rakyatnya dan mengakibatkan busung lapar dan kematian akibat dampaknya, Adalah”Indonesia sebagai Negara terkorup nomer 2 setelah Nigeria,hahahahaha…..kayaknya urusan yang beginian Negara kita selalu bertengger pada posisi tak jatuh dari 3 besar, ada yang malukah koruptor dengan predikat ini, eiiit saya malu!!!! Tapi bukan karena saya bagian dari koruptor itu!! Saya malu karena saya bagian dari perokok Indonesia, dimana anak muda Indonesia tercatat sebagai pengkonsumsi rokok terbesar kedua di dunia setelah china ya ampuuuun!!!

3 comments:

Anonymous said...

YANTI- jakarta

itulah rakyat indonesia, seperti ello yang di blog ini, bibir sih bilang malu, tapi hati gak tuh?lo sebagai perokok pernah gak menhormati hari tanpa rokok sedunia?? gua yakin lo gak pernah, apalagi pernah, harinya aja lo gak tau kapan itu hari tanpa rokok sedunia, gua yakin saat itu bibir lo penuh dengan asap rokok yang menyesakkan bumi, jadi saran gua buat perokok , hitung lah sisa -sia hari lo yang semakin mendekat. untuk koruptor gua gak kasi koment , basi!!!

Anonymous said...

sangat berbeda rokok dengan korpsi, korupsi lebih pada berdampak negatif artinya hampir seluruh dampaknya benuasna negatif mungkin hanya menguntungkan bagi si pelaku, sangat berbeda dengan rokok. ada sisi positif pertama menyediakan lapangan pekerjaan kemudian kontribusi terhadapa pendapatan negara paling tinggi 45% (lihat pada label rokok), kemudian belum lagi kesejahtraan petani tembakau yg katanya mengalahkan kesejahtraan petani2 tanaman lain (padi:red).
namun memang bukan hal ini yang menjadi pokok dari artikel diatas, tapi hal ini cukup menjadi pertimbangan bahwa korupsi tidak akan mungkin bisa disamakan dengan kebiasaan lain, karena sangat berbeda jauh perbandingannya.

kebiasaan korupsi masih bisa di hentikan dengan menjalankan seluruh peraturan (sanki2) yang ada secara konsisten dan berkelanjutan.
sedangkan kebiasaan rokok, hanya bisa di hentikan dengan kesadaran dan keinginan yang kuat.

to gen nah...!

regards

Amad G-net

Anonymous said...

brondong-surabaya

bagus komentnya ahmad G-net, tapi palapa bilang kan realita korupsi dikalangan politik "SEDIKIT" sama dengan kaitan rokok dan politikus, tapi baguslah komentnya, blognya tampilannya biasa banget ,tolong dong diberi aroma indonesia jika u bener-bener nasionalis...ok...sukses deeh buat palapa